Monday, November 2, 2020

Teruntuk Kamu .. Jangan Lelah Berdoa

 Teruntuk Kamu,

Bagaimana kabar urusan-urusan mu? Semoga Allah mudahkan selalu yaa..

Sekian banyak pekerjaan / ikhtiar yang telah kamu lakukan untuk menyelesaikan segala tugas kuliah, dakwah, dan lainnya. Yaa memang sudah sepatutnya, namun coba kita mulai bayangkan … 

Berapa banyak orang yang belajar keras mencari ilmu? Bahkan berupaya menuntaskan amanah sebaik-baiknya. Antara si X dan Y, mungkin dalam hal berpikir dan tenaga yang dikeluarkan sama, tetapi di antara usaha mereka berdua hasilnya tidak sama. Dapat kita sebut bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi itu.

Mengapa demikian? Kita perlu tau nih sob, bahwa terdapat dzat yang maha mengatur segala kejadian di muka bumi ini mulai dari rezeki, kematian, lika-liku kehidupan, yaitu Allah Swt.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ 

Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian'." (QS Ghâfir: 60).

Nah dari ayat tersebut, kita bisa tau bahwa walaupun Allah maha mengatur, namun Allah tidak menutup celah bagi hamba-Nya untuk menyampaikan uneg-uneg atas segala keinginan yang ingin dicapai hamba Nya. Oleh karena itu, Allah menyuruh hamba Nya untuk berdoa.

Berdoa pun dengan tujuan yang jelas, tidak asal doa. Yaa bayangin aja coba kalau kita mau ke warung beli sesuatu, ditanya sama penjual “mau beli apa dek?”. Kita asal jawab “Allah maha tau apa yang akan ku beli”. Kan si penjual jadi gatau apa yang mau kita beli, mau beli beras atau tepung ? hehe. Sama halnya dengan kita berdoa kepada Allah, yaa jelaskan maksud dari doa kita secara lengkap. Jangan lupa juga untuk awali dengan memuji- Nya yaa hehe.. 

Mungkin kita terkadang merasa “kok doaku kepada Allah belum ada tanda” dikabulkan ya”. Btw nih sob, doa yang tidak langsung dikabulkan oleh Allah, terdapat banyak kemungkinan sebab. Adapun yang paling penting bagi hamba adalah husnudzan (berprasangka baik) kepada Allah. 

Dalam hadits Qudsi dikatakan:

 اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِىْ بِيْ 

Artinya: "Aku sebagaimana dugaan hambaku kepadaku."

Lalu, sikap kita selanjutnya apa? Lanjut deh perbanyak hari dengan menjalankan aktivitas kebaikan. Karena kita perlu yakin, segala ikhtiar pasti akan ada balasan-Nya diiringi dengan doa kepada Allah Swt. Lancarnya segala urusan kita boleh jadi karena keberkahan yang kita dapat melalui kebaikan yang telah kita lakukan selama ini. 

Wallahu A’lam Bisshowwab..

Saturday, August 15, 2020

Langkah Pemuda Muslim dalam Memahami Makna Kemerdekaan Indonesia

 Assalamualaikum wr.wb, 

Tak terasa beberapa hari lagi akan ada peringatan 75 tahun Kemerdekaan Indonesia…

Kita harus pahami bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. Kegigihan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan tentu disertai dengan iringan doa dan tawakal kepada Allah SWT. 

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d:11).

Islam dan bangsa ini mencapai masa kejayaannya salah satunya melalui sentuhan para pemuda. Banyak sekali peran pemuda dalam membangun kekuatan bangsa. Langkah kita sebagai pemuda Muslim dalam mengisi kemerdekaan dapat dirangkum dalam empat langkah sebagai berikut :

Pertama, Pemuda Muslim harus menumbuhkan sikap aktif, peduli terhadap sesama dan terlibat langsung dalam kegiatan sosial masyarakat. 

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR Thabrani dan Daruquthni).

Kedua, Pemuda Muslim harus menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan suatu karya positif apapun.

Pemuda Muslim harus menjadi bagian penting dalam mewujudkan tujuan bangsa karena umat Muslim adalah umat terbaik. Allah SWT berfirman, "Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran[3]: 110).

Ketiga, pemuda Muslim harus senantiasa semangat untuk belajar/memperoleh ilmu. 

Allah SWT berfirman, "... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ..." (QS al-Mujadilah [58]: 11).

Keempat, pemuda Muslim harus meningkatkan sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama.

Demikian langkah-langkah kecil yang in sya Allah dapat kita lakukan sebagai pemuda muslim. Selamat HUT RI yang ke-75. Semoga kita semua menjadi pemuda muslim yang mengisi makna kemerdekaan yang sesungguhnya untuk bangsa ini. Aamiin YRA


Sumber/referensi diolah sendiri melalui :

https://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/15/08/14/nt2ec835-cara-pemuda-muslim-mengisi-kemerdekaan

https://www.gomuslim.co.id/read/hikmah/2018/08/17/8703/-p-ini-hikmah-peringatan-kemerdekaan-republik-indonesia-p-.html

Tuesday, July 14, 2020

Teruntuk Kamu ... yang sedang melatih hati.

Teruntuk Kamu,
yang sedang melatih hati ..

Jika hati senantiasa berniat baik,
Allah kan pertemukan ia dengan hal-hal baik,
Tempat-tempat baik, orang-orang baik
atau kesempatan berbuat baik

Jika hati dilatih agar bahagianya bersebab taat
Kegembiraannya terhadap karunia kan berlipat
Rasa syukurnya atas segalanya kan menguat

Tapi jika hati hanya terbiasa bahagia bersebab karunia,
Kepekaannya terhadap nikmat kan berkurang,
Kekuatannya untuk bersyukur kian hilang.

Jika hati dilatih agar sedihnya bersebab maksiat,
Daya perbaikan dirinya kan berkembang,
Kekuatan sabarnya menghadapi musibah kan menjulang.

Tapi jika hati terbiasa bersedih,
Bersebab sempit, kurang, dan kehilangan,
Amal durhaka akan menjadi ringan
Dosa-dosa pun terasa sebagai kenikmatan

-Salim A. Fillah

Jadi, Apa yang hatimu rasakan saat ini? Semoga sebab taat kepada Allah Swt menjadi indikator utama untuk melatih hatimu tiap harinya. Aamiin YRA

Teruntuk Kamu .. yang saat ini sedang gelisah.

Teruntuk Kamu ..

Yang saat ini sedang gelisah,
Campur aduk,
bahkan kadang marah,
Karena banyak hal yang berubah ..

Timbulah keluhan ..
Mungkin sifat manusia, tetapi,
Kenyataan adalah realita yang harus ditempuh

Selalu Bersabar,
dan memaknai setiap hal yang terjadi dalam kehidupan
Karena, Allah yang punya wewenang atas semuanya

Mari lebih tegar,
Bersyukur,
dan kita nikmati tiap detik kehidupan ..

Mari berikan senyuman,
karena tiap senyuman akan lahir kekuatan
Bersama-sama melewati kesulitan ini 

dan Yakinlah,
Semua kegelisahan ini,
akan cepat berlalu
Jika kita bersyukur dan sabar dalam menghadapinya.

Thursday, May 7, 2020

Teruntuk Kamu.. Jangan Lupa Ucap Hamdalah :)

Teruntuk Kamu
Yang senantiasa perbaiki diri..

Alhamdulillah,
Kalimat yang mudah didengar,
tapi seringkali sulit diucapkan.

Alhamdulillah, adalah wujud implementasi..
dari rasa syukur yang jadi sebab turunnya berkah ke muka bumi.
Bersyukur atas limpahan nikmat yang Allah beri pada kita selama ini.

dan jangan kita ragu bahwa,
yang punya puji ialah Allah.
Segala pujian hanya untuk Allah.
Siapa yang menolongmu, tidak dapat berbuat apapun kalau tidak karena Allah.

Maka, dengan Alhamdulillah ini,
segala nikmat ibadah baik wajib maupun sunnah dapat kita rasakan dengan sepenuh hati.
Alhamdulillah, Allah sediakan pula lingkaran pertemanan yang saling jaga dan menasihati.

Pantaskah kita kalau tidak mengingat itu semua atas kuasa dan kehendak Allah ?

Mari bersama,
Kita bersyukur kembali..
Mulai hari ini,
sampai ujung hayat nanti..

Alhamdulillah, segala puji untukmu, ya Allah,
pemilik hakikat puji.

______
#ArahLangkahKita #32
10 Ramadhan 1441 H
Sabtu, 2 Mei 2020

Wednesday, April 15, 2020

Syukuri Potensi Ibadahmu

Ada orang yang banyak sedekah tapi shalat malamnya malas.
Ada orang yang kencang tahajjudnya, tapi sedekahnya susah bukan main.
Ada orang yang rajin bukan main untuk taklim, tapi tilawahnya jarang sekali.
Ada yang tilawahnya semangat sekali, tapi susah sekali untuk shaum sunnah.

Dan lain-lain...

Syukuri saja potensi-potensi ibadah itu dan terus kerjakan, sebab:

1. Jarang ada orang yg hebat di semua cabang ibadah. Seringnya hebat pada suatu ibadah, tapi lemah pada ibadah lainnya. Maka, teruslah pertahankan kebaikan yang sudah ada.

2. Karena potensi kita memang terbatas, kecenderungan kita juga berbeda-beda, tidak  bisa diseragamkan.

Makanya pintu surga itu macam-macam, ada pintu shalat bagi yang ahli shalat, ada pintu sedekah bagi yang ahli sedekah, ada pintu ar-Rayyan bagi yang ahli shaum. Allah Maha Tahu...

Ibnu Mas'ud pernah ditanya, "Kenapa jarang shaum sunnah?"
Kata beliau, "saya kalau shaum jadi loyo tilawahnya, padahal tilawah adalah ibadah yang paling aku cintai. Jadi, beliau fokus pada tilawahnya karena memang disitu potensi beliau.

Imam Malik ketika diajak 'uzlah (menyepi dan fokus ibadah mahdhah) dan meninggalkan kesibukan mengajar oleh Abdullah al-'Umari, beliau jawab, "Allah membagi-bagikan amalan shalih kepada setiap orang seperti membagi-bagikan rezeki. Betapa banyak orang yang dimudahkan shalat tapi susah shaum, betapa banyak yang dimudahkan bersedekah tapi shaumnya jarang, bagiku menyebarkan ilmu adalah sebaik-baik amalan shalih, aku ridha atas kemudahan yang Allah berikan ini. Dan aku tidak merasa bahwa apa yang aku lakukan ini dibawah ibadah yg kamu lakukan. Aku berharap setiap kita dalam kebaikan dan ketaatan."

Makanya pintu surga itu macam-macam, ada pintu shalat bagi yang ahli shalat, ada pintu sedekah bagi yang ahli sedekah, ada pintu ar-Rayyan bagi yang ahli shaum. Allah Maha Tahu...

Yang patut disesali itu jika kita tidak tahu potensi ibadah kita atau sudah tahu tapi malas mengerjakannya. Lalu, melalui pintu surga mana kita akan masuk?

Penulis : Satria hadi lubis

Tuesday, April 14, 2020

Tauhidullah menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas



Dalam Islam, Allah Swt merupakan realitas tertinggi dan menjadi acuan setiap aktivitas seorang Muslim. Adapun seorang Muslim dinilai kurang sempurna imannya jika dalam satu aspek dia menjadikan Allah Swt sebagai acuan, tapi dalam aspek lain menepikan Allah Swt. Apapun aktivitas, profesi dan kegiatan manusia seharusnya merupakan penghambaan (ibadah) kepada Allah Swt. Mengapa demikian?

Jika ditinjau konsep atau prinsip yang paling mendasar, sekaligus paling luas atau komprehensif untuk menata dan mengembangkan kehidupan secara keseluruhan, tiada lain adalah konsep tauhid “tauhidullah”. Banyak tafsir, antara lain tafsir Fi Zhilalil Quran, memastikan bahwa konsep inti yang ada pada seluruh ungkapan Al Quran adalah tauhid. Seluruh dimensi dan masalah kehidupan yang diangkat dalam Al Quran berangkat dan bermuara pada konsep tauhidullah. Tauhidullah disini diartikan atau berpandangan, bahwa alam dan kehidupan seluruh gerak dan diamnya merupakan satu kesatuan sistem yang menyebabkan Allah sebagai satu-satunya. Semuanya gerak dan diamnya memiliki makna dan tujuan yang jelas, memiliki fungsi yang proporsional yang pasti menjamin harmonis alam dan sekitarnya. Semuanya hanya ada di satu tangan kehendak yaitu satu-satunya yang esa, tempat bergantung semuanya, tidak tergantung kepada apapun.

Al Quran secara berani mengkorelasikan do’a manusia, dzikir dan istigfarnya dengan perilaku alam. Manusia beristigfar, alam merespon. Kebenaran yang dipastikan oleh manusia hanya kebenaran yang berujung pada fakta empirik, agak sulit diterima dan dibenarkan, tapi tatkala kita memastikan keadilan Allah yang Maha satu satunya, menjadi satu keniscayaan. Tauhidullah merupakan segala-galanya. Haji, qurban, hijrah, semuanya bersendikan dan berintikan tauhidullah. Haji dengan segala perosesnya membina dan menanamkan secara pasti tauhidullah, sesungguhnya kebanggaan, kemuliaan, nikmat, jabatan, hanya milik Allah. Qurban merupakan implementasi nyata dari tauhidullah dengan prinsip penyerahan total kepada bimbingan Allah.

Dalam pandangan Islam, realitas tertinggi adalah Tuhan, dan menjadi asas paling dasar dalam aktivitas berpikir. Dalam menjalani kehidupan beragama ini, seorang Muslim memiliki pandangan-pandangan terhadap konsep kehidupan, manusia, akhlak, ilmu alam dan lain sebagainya. Jika konsep-konsep yang berpusat dengan konsep Allah ini berfungsi menjadi alat utama memandang sesuatu, maka seorang Muslim memandang realitas ini dalam kesatuan konsep yang berpusat kepada tauhid. Maka, apapun keahlian ilmu seorang Muslim; fisikawan, ahli kedokteran, insinyur, ahli ekonomi, teolog, ahli falsafah, faqih, dan lain-lain, jika menggunakan tauhid sebagai  standarnya, maka ilmu yang terpancar dari akal fikirnya menjadi kekhasan tersendiri sebagai seorang ilmuan Muslim yang hakiki.

Mengutip jurnal yang ditulis oleh Tri Arwani mengenai Relasi Tuhan dan manusia menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, relasi Tuhan dan manusia dalam pandangan Al-Attas sangat berhubungan dengan konsep Al-Attas mengenai ketuhanan yang membedakan juga konsep Tuhan sebagai Rabb dan Tuhan sebagai Ilah. Tuhan sebagai Ilah yang didapat dar konsep tauhid uluhiyah, memiliki arti tidak menyekutukan-Nya dan tunduk serta taat kepada-Nya degan cara, metode serta jalan yang telah dtunjukkan dan disetujui oleh-Nya. Sedangkan Tuhan sebagai Rabb didapatkan dari konsep tauhid rububiyah, yang meyakini Allah sebagai Sang Pencipta, Yang Memiliki dan Yang Mengatur. Ketika relasi antara Tuhan dan manusia ditinjau dari konsep tauhid uluhiyah, maka posisi manusia adalah seorang hamba Allah yang tujuan awal dari penciptaan dan eksistensi manusia untuk mengabdi kepada Allah dengan penuh kesadaran dan keinginan karena Allah semata dan sesuai dengan syari’at-Nya. Sedangkan dilihat dari konsep tauhid rububiyah manusia memiliki amanah sosial sebagai khalifah Allah di bumi Sebagai khalifah di bumi yang harus menjadikan Al-Quran dan hadish sebagai pedoman utama.

Menurut Prof. Syed M Naquib al-Attas, orang baik itu orang yang menyadari sepenuhnya tanggung jawab terhadap dirinya kepada Tuhan, sekaligus memahami dan menunaikan keadilan terhadap diri, orang lain dan alam. Konsep kebaikan tidak lepas dari keilahian. Adil terhadap diri, manusia dan alam itu berpondasi kepada Tuhan, bukan kepada rasio belaka. Artinya, orang baik itu adalah ber-tauhid sekaligus toleran (Wan Mohd Nor Wan Daud,Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Muhammad Naquib al-Attas,terj. hal. 174). Muslim bertauhid harus muslim manusiawi begitu pula sebaliknya. Maka, humanis dalam Islam didasari oleh ketuhanan dan sebaliknya muslim bertwhīd yang baik mestinya menjadi pribadi yang dikatakan ‘humanis’. Berbeda dengan worldview Barat, bahwa menjadi humanis tidak perlu menjadi religius, seorang ateispun dapat menjadi humanis. Dalam konsep Islam, pribadi seperti ini bukan orang baik.

          Bagi Prof. al-Attas, kebebasan sesungguhnya adalah bertindak sesuai dengan yang dituntut oleh hakikat sebenarnya dari dirinya. Yaitu kembali kembali kepada kecenderungan alami, sebagai hamba yang khudu’ (patuh).  Khudu’ ini adalah konsekuensi tauhid. Menurut Imam al-Thahawi, tujuan tawhīd adalah menjalankan keimanan dengan hukum-hukum syari’at (Abdul Ghaniy al-Ganimiy al-Maidaniy al-Hanafi al-Dimasyqi,Syarh al-‘Aqidah al-Tahāwiyah, hal. 47). Maka dari itu, dalam pandangan Islam, kebebasan manusia itu kebebasan diri ruhani, yaitu pengembalian diri kepada hakikat yang sebenarnya yang pernah mengikat janji kepada Allah SWT. Kebebasan adalah bentuk penghambaan yang murni kepada Allah SWT secara sempurna. (Syed Muhammad Naquib al-Attas,Risalah Untuk Kaum Muslimin, hal. 82, dan Tinjauan Ringkas Peri Ilmu dan Pandangan Alam, hal.63-64)

Sumber :
Aam Abdusalam.2017.Konsep Tauhid “Tauhidullah”. http://islamiccenter.upi.edu/konsep-tauhid-tauhidullah/
Khoili Hasib.2019.Konsep Tauhid dan Kajian Pespektif Worldview Islam. http://inpasonline.com/konsep-tauhid-dan-kajian-perspektif-worldview-islam/
Tri Arwani.2018.Relasi Tuhan dan Manusia menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas. http://digilib.uinsby.ac.id/22472/

.